DAMN !
Untuk yang kesekian kalinya Lagi lagi aku mendapati sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan ku, jujur saja Aku tidak terbiasa dengan tatapan seorang lelaki, sebenarnya aku sangat tidak nyaman dan ingin segera bergegas pergi, sudah 1 jam lebih aku menunggu fio sahabatku semntara cafe semakin siang semakin ramai di serbu para pengunjung, Macha latte yang ku pesan sudah hampir habis, namun orang yang ku tunggu tak kunjung datang, akhir –akhir ini suasana hatiku sangat kacau,entah kenapa setiap kejadian terasa menjengkelkan. Ada banyak sekali yang ingin aku ceritakan kepada sahabatku yang satu ini 30 menit berlalu dan lagi lagi aku kembali melirik arloji yang melingkar di pergelangan tanganku
“ huh kebiasaan banget nih anak gaperna on time”
Sejenak Kualihkan pandanganku memperhatikan seisi cafe ada dua orang bapak-bapak yang tengah berbincang serius dengan rekan kerjanya, ada yang sedang bermesraan dengan pasangannya, ada sekelompok ABG yang sedang asyik bercanda gurau, eh rasanya aku baru menyadari sesuatu.. lelaki itu kenapa tidak ada ? Ah syukurlah mungkin dia sudah beranjak pergi mungkin aku terlalu sibuk dengan ponselku sampai tidak menyadarinya dan sialnya ternyata perkiraanku salah
“ boleh saya duduk disini?”
Aku terbelengkak melihatnya Bagaimana bisa sosok pria yang sedari tadi memperhatikanku tiba tiba saja berdiri tepat di hadapanku, smartphone ku bergetar di atas meja menampilkan nama fio dengan segera aku mengambilnya
“oh silahkan, kebetulan saya udah mau pergi”
Tak ada jawaban darinya hanya senyum kecil terlihat ada sedikit kekecewan dari raut wajahnya semntara aku terus melanjutkan langkahku keluar dari cafe
“haloo fi lu dimana?”
“ duh bi sorry banget ini sory gue masih ada kerjaan nih belum kelar,sumpah deh gue gaenak banget sama lu”
“yahhhhhh yaudah next time aja deh kita ketemu. “
“ yaampun bi, gue gaenak banget ini sama lu. Gini aja deh nanti hari minggu gua ke rumah lu ya. Janji”
“it’s okay fii ”
Sebenarnya bukan sekali dua kali saja fio membatalkan janji seperti ini, wajar saja jika dia super sibuk pagi hari kerja sorenya kuliah, membayar uang kuliah saja itu hasil kerja kerasnya sendiri, sebenarnya dia anak orang berada namun sejak kecil ia terbiasa hidup mandiri, jadi ya meskipun orang tua nya kaya ia tidak ingin membangga banggakan harta orang tuanya. Aku menutup telvon dari fio waktu sudah menunjukan pukul 13.20 masih terlalu siang kalau harus pulang kerumah jadi ku putuskan untuk pergi ke gramedia yah hanya sekedar melihat novel terbaru untuk menambah koleksiku
“ yah mau gimana lagi” seraya gunamku lirih
“ Kenapa? temennya ga dateng?”
Lelaki misterius yang ada di dalam cafe itu tiba-tiba saja berdiri tepat di sampingku, heh sejak kapan dia disini, Entah dari mana datanganya manusia yang satu ini apa dia punya teleportasi, atau jangan-jangan punya kekuatan mengghilang seperti di film-film atau.........
“ hei di tanya ko ngelamun”
Belum sempat aku menjawab pertanyaanya lagi lagi dia sudah angkat bicara dan berhasil membuyarkan lamunan ku
“ kamu! Kamu ngikutin saya ya, sejak kapan di situ gasopan banget nguping omongan orang”
Aku sengaja menaikan nada bicaraku, siapa yang tidak nyaman dengan tingkahnya benar – benar mencurigakan dari awal aku datang ke cafe ia terus menerus memperhatiaknku, mencari topik obrolan, tiba tiba muncul, jangan-jangan dia ingin menghipnotisku, aku benar-benar harus waspada dengan laki laki yang satu ini
“ Sorry, saya cuma mau balikin dompet ini punya kamu kan? ketinggalan di meja. Tadi saya mau negur tapi kamu lagi nelvon kan gaenak saya potong”
“ oh... oke ma ka sih”
dengan nada terbata-bata aku mengatakannya ia hanya tersenyum kecil kemudian meraih tanganku dan memberikan dompet miliku
“ tenang aja saya bukan orang jahat, permisi”
Dengan ramah ia melempar senyum , senyuman terhangat yang pernah ku lihat, sebenarnya dia ini siapa jika sedari tadi ia memperhatikanku kini aku yang justru memperhatikannya aku baru menyadari sesuatu, aneh sekali wajahnya sangat femiliar aku baru melihatnya tapi rasanya sudah sangat lama mengenalnya. Ia beranjak pergi dari hadapanku, aku masih memperhatiaknnya dari belakang perlahan langkah kakinya mulai menjauh hanya punggungnya yang terlihat dan semakin samar karna terutup oleh orang-orang di sekitar yang berlalu lalang, sementara aku masih berdiri diam mematung sibuk dengan pikiranku
----------BERSAMBUNG-------
Komentar
Posting Komentar