Aku pikir kau akan menetap ternyata kau hanya singgah.bodoh nya aku yang masih saja mendamba hadirmu, jujur aku belum siap untuk terluka tapi kamu sudah memberikan luka, untuk apa kamu datang jika pada akhirnya hanya memberikan luka, bukan. ini bukan salahmu salahku yang terlalu cepat menyimpan rasa, aku yang terlalu rapuh, terlalu mengharapkan seolah- olah kau akan menetap aku berusah berfikir dengaan logika tapi nampaknya logika ku ini selalu kalah dengan perasaan ku, perasaan macam apa ini entahlah kalau ada kata yang bisa ku gambarkan mungkin semacam rasa yang tepat di waktu yang salah "tepat"? ah tidak juga, tidak tidak. kalau kamu orang yang tepat tidak mungkin kamu melepaskanku begitu saja. kau pernah bertanya.
" kamu lebih suka pahit di awal tapi manis di akhir atau manis di awal pahit di akhir?" dengan yakinnya ku menjawab pahit di awal manis di akhir. begitupun kamu sebaliknya, kamu sepakat dengan perspektifku. ironisnya tidak ada manis di awal ataupun di akhir yang ada hanya pahit dari awal hingga akhir, hingga saat ini. ya hingga saat ini kau meninggalkanku dengan alasan yang klise. sangat klise. namun bagaimanapun juga itu pilihanmu, aku menghargai pilihanmu, tapi sayangnya kamu tak perna menghargaiku, bahkan untuk mendengarkan ku saja enggan, kamu terlalu sibuk dengan duniamu kamu merasa bahwa aku ini hanya akan menjadi beban untuk diirimu, jadi daripada kau harus pusing memikirkan ku lebih baik aku kau tinggal saja. bukan kah begitu? lalu bagaimana dengan perasan ku? kamu tahu seberantakan apa aku waktu kamu tinggalkan? kau hanya memikirkan dirimu mu sendri tanpa pernah tau ada hati yang rapuh disini, bodoh sangat bodoh. logika ku berteriak
" sudah tinggalkan saja, untuk apa kamu menangis untuknya dia saja sudah tidak perduli dengan mu" bertolak belakang dengan hati ku yang berkata " aku masih mencintainnya" aku memutuskan berhenti mencari setelah meneukanmu. tapi nyatanya salah, kamu bukan orang yang selama ini aku cari. aku benar-benar kepayahan menahan semua benci dan rindu. walau sebenarnya aku tak pernah benar-benar membencimu. sejak kamu memutuskan untuk pergi aku berfikir apa kesalahnku? apa aku yang terlalu berharap lebih ? Sudah ada orang menggantikan ku? atau cinta yang selama ini kita bangga-banggakan hanya sandiwara? aku makin tersayat oleh pertanyaan-pertanyaan pedih. banyak hari telah berlalu sebanyak itu pula air mataku yang mengalir.
Aku masih menunggu tidak mempeertanyakan waktu. berharap kamu hanya bercanda dan segera kembali untuk meminta maaf, tapi bercandamu kali ini keterlaluan. Hari-hari yang ku lalui tak pernah mudah terlebih saat kamu memutuskan sepihak untuk menuntaskan cerita yang bahkan belum dimulai. aku masih tidak percaya dirimu begitu tega saat perasaan ini sedang indah-indahnya kau memilih untuk menyudahinya
" Maafkan aku, dari pada aku terus menerus membuat mu tersiksa menangis. lebih baik kau cari orang lain saja, aku tidak ingin pusing memikirkan perkara percintaan untuk saat ini, ini semua salah ku aku teralu memberikan mu harapan lebih tapi aku benar-benar tidak ingin memikirkan ini, jadi kamu jalani saja kehidupanmu sepeerti sebelum kamu mengenalku"
semudah itu kamu mengatakannya, setelah semua janji-janji yang kamu buat? semudah itu kamu melepaskanku? apa hanya aku yang berusaha bertahan dan mempertahankan ? aku ingin berlari mengejarmu,tapi sikapmu yang memaksaku untuk pergi. aku menyadari dirimu sudah hilang bukan hanya dari pandangan namun hidupku.
Komentar
Posting Komentar