Aku pikir kau akan menetap ternyata kau hanya singgah.bodoh nya aku yang masih saja mendamba hadirmu, jujur aku belum siap untuk terluka tapi kamu sudah memberikan luka, untuk apa kamu datang jika pada akhirnya hanya memberikan luka, bukan. ini bukan salahmu salahku yang terlalu cepat menyimpan rasa, aku yang terlalu rapuh, terlalu mengharapkan seolah- olah kau akan menetap aku berusah berfikir dengaan logika tapi nampaknya logika ku ini selalu kalah dengan perasaan ku, perasaan macam apa ini entahlah kalau ada kata yang bisa ku gambarkan mungkin semacam rasa yang tepat di waktu yang salah "tepat"? ah tidak juga, tidak tidak. kalau kamu orang yang tepat tidak mungkin kamu melepaskanku begitu saja. kau pernah bertanya. " kamu lebih suka pahit di awal tapi manis di akhir atau manis di awal pahit di akhir?" dengan yakinnya ku menjawab pahit di awal manis di akhir. begitupun kamu sebaliknya, kamu sepakat dengan perspektifku. ironisnya tidak ada manis ...